Total Tayangan Halaman

Selasa, 08 Maret 2011

Tipe Tipe Wanita

Tipe Tipe Wanita
Carl Gustav Jung, adalah seorang psikolog yang teori-teorinya berbasis pada
eksplorasi mitologi dan spiritual timur. Beliau mengamati bahwa melalui mite,
seseorang dapat memperoleh gambaran menyeluruh mengenai perjalanan hidup
manusia. Kisah-kisah tersebut memiliki pengaruh sedemikian kuat yang dapat
menghantar penghayatan individu akan peran penting kehadiran manusia di tiap
jaman.
Konon, setiap manusia di jaman apapun pada dasarnya akan merespon dunianya
berdasar archetype atau cetak biru dari para generasi pendahulu. Sebuah
gambaran primordial yang dideterminasi berdasar bentuknya dan dalam kadar
tertentu. Bahasa spritualnya, pola / fixed-pattern dari para perintis ‘amr.
Seberapa pengaruhnya kisah para pendahulu yang tertuang dalam bentuk mitologi,
legenda dan dongeng tersebut dalam kehidupan kita? Sangat penting. Karena
dengan mempelajari kisah-kisah para pendahulu akan memudahkan tugas
seseorang dalam menjalani kehidupannya. Melalui kisah tersebut kita di stimulasi
untuk belajar mengidentifikasi eksistensi kita hari ini, berada dalam track yang
mana. Setiap kita akan mengikuti pola dari para pendahulu. Representasinya bisa
sangat unik pada setiap orang, karena akan sangat dipengaruhi oleh pola asuh,
interaksi dengan lingkungannya dan budaya dimana ia dibesarkan. Faktor-faktor
tersebut yang akan menghiasi pola baku tersebut dengan pernak-pernik, motif yang
lebih spesifik.
Sekarang mari kita lihat 4 tipe wanita yang disarikan dari pengamatan Jung
terhadap mitologi yunani:
1. Tipe Ibu
Wanita dengan tipe ini menemukan identitas dan kepuasan dalam mengasuh anak.
Dia akan puas kalau melahirkan dan membesarkan anak-anak. Sayangnya, tipe ini
punya unsur negatif, yaitu, over-protective, yang bisa menghambat perkembangan
psikologis anak dalam mencapai kematangan (maturity). Anak akan terbiasa untuk
selalu melekatkan diri pada ibunya dan tergantung secara emosional. Hal ini bisa
berkembang pada terbentuknya ‘Kompleks ibu’ (mother-complex), kondisi patologis
dimana ibu ‘menghisap’ hidup anaknya (yang laki-laki). Eksistensi diri ibu di
asosiasikan dengan seberapa tergantung / terikat kehidupan anaknya atas diri ibu.
Secara tak sadar terbangun interaksi dimana si ibu memposisikan dirinya sebagai
titik pandang anak dalam memandang dunia. Kelak, saat anak dewasa, keterikatan
dengan ibunya akan mempengaruhi pola interaksinya dengan lawan jenis. Si anak
akan memaksakan pasangannya agar sesuai dengan figur ibunya.
2. Tipe Hetaira
Istilah Yunani kuno yang ditujukan kepada wanita yang mempunyai pendidikan
khusus, sehingga secara psikologis mereka dapat menjadi teman bagi pria. Wanita
tipe ini akan mendapatkan pemenuhan dan identitasnya kalau dia dapat
berhunungan dengan pria. Tidak selalu terkait seksual. Yang pasti adalah
keterlibatatan dalam hubungan psikologis yang mendalam. Pria biasanya
merasakan wanita yang demikian itu amat bernilai. Karena pengetahuan yang ia
miliki dan giat dalam interaksi sosial. Negatifnya, wanita ini tidak pernah menjalin
hubungan yang kekal. Dia dengan mudah dapat berpindah dari pria yang satu ke
pria yang lain.
Dikenal sebagai wanita petualang dan amat populer di mata pria.
3. Tipe Amazon
Wanita karir. Dia akan melakukan apapun yang mampu di lakukan oleh seorang
pria. Memiliki kontribusi penting terhadap dunia sekitarnya. Work-acholic. Perfect
dan inginnya terlibat langsung dari a sampai z atas pekerjaan yang sedang ia
pegang. Bahayanya, mereka bisa kehilangan orientasi atas kodrat kewanitaannya.
Bisa melajang terus.
4. Tipe Perantara atau Medium
Nah, ini adalah wanita-wanita yang memiliki fungsi spiritual.
Sebenarnya masih banyak tipe lain yang bisa di elaborate dari mitologi Yunani ini.
Tapi menurut Jung, ke-4 tipe ini sudah cukup mewakili karakteristik dasar dari
wanita. Biasanya setiap wanita punya karakteristik yang paling dominan / menonjol
dari tipe tersebut.
Jung menutup dengan pesan: identifikasi diri melalui tipe tersebut, akan membuka
jalan / menjadi pemancing untuk memahami kodrat diri yang utuh. Karena
pengetahuan akan diri, punya kontribusi penting dalam sejarah panjang umat
manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar